Rechercher dans ce blog

Saturday, February 22, 2020

Dua Akademisi ini Soroti Partai Politik di Kalsel: Dari Gagal Kaderisasi hingga Ciptakan Fantasi Rakyat! - Kanal Kalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Akademisi sekaligus pengamat politik Dr. Muhammad Uhaib As’ad menyayangkan minimnya tokoh dari partai politik di Kalsel yang berani maju di pemilihan kepala daerah, seperti di Pilgub 2020. Ini disebabkan lantaran minimnya kaderisasi yang dijalankan oleh partai politik. Hal ini diutarakan oleh Dr. Uhaib di sela diskusi bersama di Kampung Buku, Banjarmasin, Jumat (21/2/2020) malam.

“Saya lebih hormat kepada Denny Indrayana daripada partai politik yang ada di Kalsel ini. Ini berarti partai gagal menciptakan kaderisasi,” kata Dr. Uhaib.

Diakui Uhaib, Denny Indrayana yang saat ini merupakan bakal calon gubernur penantang petahana H. Sahbiin Noor, bukan seorang dari partai politik. Tetapi ia mendaftar ke beberapa partai politik untuk bisa mendapatkan perahu dukungan untuk maju di Pilgub 2020.

Apa yang dikhawatirkan Uhaib tidak ada salahnya. Ia mencemaskan jika di Pilgub 2020 nantinya, ada satu calon harus melawan kotak kosong. Kendati untuk saat ini, Denny Indrayana muncul dan menjadi penantang petahana untuk memperebutkan kursi nomor satu di Kalsel.

“Jadi kita ini sebetulnya, sudah berada di situasi kartelisasi partai politik. Partai politik tapi melambangkan politik dinasti. (Tidak ada) kaderisasi partai politik, kartelisasi, (sehingga) tidak ada apa-apanya partai politik itu,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama, pakar komunikasi politik Dr. Fahrianoor menilai, partai politik saat ini belum ada yang melakukan edukasi politik. Malahan, Fahri –sapaan akrabnya- menyebut partai politik lebih banyak melakukan kampanye dan iklan politik untuk memunculkan kepentingan-kepentingan calon.

“Termasuk yang akan kita hadapi dan diprediksi bahwa kampanye itu hanya simulasi membangun fantasi rakyat. Fantasi politik, itu ada harapan, apa harapannya? Uang Rp100 ribu, atau uang Rp500 ribu dikalikan berapa keluarga. Itu menjadi fantasi bagi rakyat dan itu yang terbangun,” jelas Fahri.

Menurut Fahri, yang perlu dikritisi adalah keberadaan partai politik yang mana memiliki kewajiban untuk mendidik konstituennya. Tujuannya, untuk memberikan pemahaman soal siapa yang akan dicalonkan oleh partai politiknya.
“Baik (calon) walikota, bupati ataupun gubernur. Kalau itu tidak terjadi, partai politik kita ini apa? Tidak berbeda dengan komunitas atau kelompok-kelompok liar. Malah dramaturgi yang bermain,” lugas Fahri. (Kanalkalimantan.com/fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Cell

Let's block ads! (Why?)



"politik" - Google Berita
February 23, 2020 at 09:58AM
https://ift.tt/2PgDbsm

Dua Akademisi ini Soroti Partai Politik di Kalsel: Dari Gagal Kaderisasi hingga Ciptakan Fantasi Rakyat! - Kanal Kalimantan
"politik" - Google Berita
https://ift.tt/37GUyJP
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

Granblue Fantasy: Relink's Demo Will Make a Believer Out of You - Kotaku

depolitikblog.blogspot.com Before multiple friends of mine went out of their way to sing the praises of Granblue Fantasy: Relink to ...

Postingan Populer