
Wali Kota Bogor, Bima Arya, memberikan sambutan sekaligus arahan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kota Bogor tahun 2021.
Melalui saluran video conference dari kediaman pribadinya, ia mengatakan bahwa daya tahan sebuah daerah dalam bertarung melawan COVID-19 ditentukan oleh sistem politik dan sistem kepemimpinan.
"Saya melihat banyak sekali daerah yang tertatih-tatih, tergopoh-gopoh dalam menghadapi COVID-19 ini karena tidak adanya sistem leadership dan politik pemerintahan yang efektif. Begitu pula di daerah-daerah lain dan di negara-negara lain. Tetapi sistem pemerintahan yang efektif, yang kokoh, ini akan membuat kita bisa menanggulangi ini. Izinkan saya untuk mengapresiasi Pak Wakil Wali Kota beserta unsur Pak Ketua DPRD dan Forkopimda yang dari jauh saya lihat telah sangat baik berkoordinasi untuk menanggulangi wabah COVID-19 di Kota Bogor ini," ujar Bima, Rabu (22/4/2020).
Menurutnya, kondisi dunia tidak akan sama lagi usai digempur wabah COVID-19. Banyak hal yang akan berbeda mulai hari ini dan ke depan.
"Cara kepemimpinan kita, cara kita menyusun anggaran, cara kita menggunakan IT, sistem kesehatan kita, sistem bisnis dan lain-lain akan banyak berbeda. Ini ibarat dunia di reset ke nol kembali, untuk dikaji kembali," ungkapnya.
Bima pun mengajak jajaran Pemkot Bogor menjadikan momentum tersebut untuk membangun sistem dan mengevaluasi semua hal yang dimiliki. Ia menuturkan bahwa ruang perencanaan akan jauh lebih kecil karena menyesuaikan kemudian dengan kondisi dan target tingkat global maupun nasional.
Pertumbuhan ekonomi juga menurutnya kemungkinan besar akan minus, jumlah penduduk miskin akan bertambah dan pengangguran akan meningkat.
"Untuk itu, tidak bisa lagi menggunakan asumsi, target dan indikator yang lama. Semua akan berubah mulai dari global, nasional dan kita sesuaikan dengan tingkat lokal. Jadi semangat itu yang harus kita miliki sekarang. Kita tidak usah malu tidak usah ragu, mari kita realistis untuk melakukan evaluasi semua," tukasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan cara pandang dan tafsir terhadap ujian yang sedang dialami dunia saat ini sangat menentukan langkah ke depan.
"Terjadinya persoalan di lapangan, terjadinya ketidaksamaan dalam pergerakan di lapangan, itu menurut hemat saya berasal dari frekuensi yang berbeda dalam menafsirkan ujian ini," ujarnya.
"Mari kita sama-sama satukan frekuensi kita untuk memandang apa yang terjadi hari ini. Sebagai orang sempat diisolasi 22 hari di rumah sakit dengan segala cobaan dan ujiannya, saya sampaikan kepada Bapak Ibu sekalian bahwa apa yang kita hadapi sekarang ini adalah sesuatu yang luar biasa dan tidak biasa," tambahnya.
Ia menyebut bahwa segala hal yang terjadi saat ini bukan sekedar persoalan pandemi, juga bukan ujian kesehatan saja. Menurutnya, ini adalah ujian keimanan bagi semua.
"Yang membuat saya alhamdulillah bisa bertahan, survive, memiliki semangat, ikhtiar saya mencoba untuk memahami sebagai ujian keimanan dan dimensi spiritual. Saya kira Tuhan Yang Maha Kuasa melemparkan ujian ini kepada kita semua ada tujuan yang ingin dicapai. Apa itu? yaitu kita evaluasi semua yang kita lakukan selama ini. Artinya, kita maknai apa yang hari ini terjadi sebagai momentum untuk melakukan muhasabah atau reflektif dari semua yang kita miliki dan semua yang kita lakukan selama ini," jelasnya.
Ia yakin bahwa segala sesuatu tidak ada yang instan di dunia ini, salah satunya soal kesehatan. Menurutnya, orang-orang yang situasinya memburuk itu karena kesehatannya kurang baik. Jadi, lanjutnya, mencegah COVID-19 ini bukan hanya dengan minum sebanyak mungkin vitamin dan berjemur selama mungkin. Namun membangun sistem kesehatan yang betul-betul permanen.
"Tidak ada yang kebal dari COVID-19. Pemain basket, pemain bola, atlet renang, semua dalam kondisi fit dan bugar bisa terpapar dan positif. Jadi bagi yang sekarang olahraga dengan tiba-tiba, sering, itu tidak menjamin tidak terkena COVID-19, tidak. Tetapi tingkat kebugaran kita yang maksimal, itu menentukan daya tahan kita ketika kita terpapar," pungkasnya.
Dalam Musrenbang RKPD 2021 tersebut, tampak mengikuti jalannya kegiatan secara online Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto; Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim; Sekda Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat; para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan BUMD hingga Camat dan Lurah se-Kota Bogor dari lokasi yang berbeda-beda.
(ega/ega)"politik" - Google Berita
April 22, 2020 at 11:07AM
https://ift.tt/2RZkWZI
Bima Arya Bicara Pengaruh Kepemimpinan & Politik Saat Hadapi Corona - detikNews
"politik" - Google Berita
https://ift.tt/37GUyJP
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment